Dalam proyek pembangunan jalan, sistem drainase sering kali dianggap sebagai pelengkap. Padahal, drainase justru merupakan komponen krusial yang menentukan umur panjang dan kualitas jalan. Tanpa sistem drainase yang baik, kerusakan pada jalan akan lebih cepat terjadi dan dapat mengganggu kenyamanan serta keselamatan pengguna jalan.
Apa Itu Drainase Jalan?

Drainase jalan adalah sistem pengaliran air baik permukaan maupun bawah tanah, yang dirancang untuk mengalirkan air dari badan jalan dan sekitarnya ke saluran pembuangan. Sistem ini mencakup berbagai elemen seperti saluran terbuka, gorong-gorong, kolam retensi, dan drainase bawah permukaan.
Fungsi Utama Drainase dalam Konstruksi Jalan
Berikut beberapa alasan mengapa drainase memegang peranan vital dalam konstruksi jalan:
1. Mencegah Kerusakan Struktur Jalan

Air yang menggenang dapat merusak lapisan perkerasan jalan, baik aspal maupun beton. Air yang meresap ke dalam pondasi jalan menyebabkan pelunakan tanah dasar (subgrade) sehingga jalan menjadi cepat retak, amblas, atau berlubang.
2. Menghindari Banjir dan Genangan

Sistem drainase yang buruk menyebabkan air hujan tidak cepat mengalir, sehingga genangan air muncul dan mengganggu arus lalu lintas. Dalam jangka panjang, ini bisa mengganggu mobilitas dan aktivitas ekonomi.
3. Menjaga Keamanan Pengguna Jalan

Genangan air meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengendara roda dua. Selain itu, genangan juga bisa menutupi lubang atau kerusakan jalan yang tidak terlihat.
4. Menjaga Stabilitas Lereng dan Bahu Jalan

Pada wilayah berbukit atau berlereng, drainase juga berperan mencegah erosi dan longsor. Air yang tidak dikendalikan dapat mengikis lereng dan mengganggu kestabilan badan jalan.
Jenis-Jenis Sistem Drainase Jalan
Beberapa jenis sistem drainase yang umum digunakan:
- Drainase Permukaan: Saluran terbuka di sisi jalan untuk mengalirkan air hujan.
- Drainase Bawah Permukaan: Pipa atau saluran tertutup yang mengalirkan air dari lapisan tanah.
- Gorong-gorong (culvert): Struktur yang membawa aliran air melintasi bawah jalan.
- Catch Basin & Manhole: Struktur penampung dan pemeriksaan untuk memudahkan pemeliharaan.
Menurut laporan Kementerian PUPR (2023), sekitar 30% kerusakan jalan nasional di Indonesia disebabkan oleh sistem drainase yang tidak berfungsi optimal. Proyek jalan di wilayah dataran rendah dan curah hujan tinggi seperti di Sumatera dan Kalimantan rentan mengalami kerusakan jika tidak didukung sistem drainase yang memadai.
Sistem drainase bukan hanya pelengkap dalam konstruksi jalan, tapi juga penopang utama kualitas dan umur jalan. Investasi dalam sistem drainase yang baik sama pentingnya dengan investasi pada perkerasan dan struktur jalan lainnya. Untuk itu, setiap proyek jalan wajib memperhatikan desain dan pemeliharaan drainase sejak tahap awal perencanaan.
Referensi:
- Kementerian PUPR. (2023). Pedoman Perencanaan dan Perancangan Drainase Jalan.
- Peraturan Menteri PUPR No. 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan dan Drainase.
- AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials). (2022). Drainage Manual.