Jakarta, April 2025 - Banyak pengamat yang menyampaikan bahwa arus mudik lebaran tahun 2025 mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhinya. Salah satunya kebijakan WFA (work from anywhere) yang memberi fleksibilitas waktu liburan, namun realitasnya, kebijakan tersebut tidak terlalu berdampak pada peningkatan jumlah pemudik. Kebijakan WFA ini diberikan sebelum & sesudah libur lebaran. 

Efisiensi anggaran, penurunan daya beli masyarakat, dan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi menjadi berbagai alasan utama terkait penurunan jumlah kendaraan & pemudik. Belum lagi kenaikan harga tiket pesawat domestik, hingga tarif angkutan umum menjadi alasan banyak orang memilih menunda perjalanan mudik. 

Berdasarkan data PT Jasa Marga (Persero) yang dihimpun dari Pintu Tol Ciawi 1, Cikampek Utama 1, Kalihurip Utama 1 (Jawa Barat), dan Cikupa, antara H-5 sampai H-1, arus mudik 2024 dengan 2025, menunjukkan adanya penurunan selama kurun waktu H-5 sampai H-1. 

Pada arus mudik 2024, terdapat 1.045.330 unit kendaraan, sedangkan pada arus mudik 2025, terdapat 1.004.348 kendaraan/turun sebanyak 40.982 kendaraan. Sebaliknya, jumlah penumpang kapal di Pelabuhan Merak justru sedikit meningkat, menandakan bahwa meskipun jumlah kendaraan yang menggunakan jalan tol berkurang, ada sebagian orang yang memilih berpergian dengan mode transportasi lebih terjangkau/lebih praktis. 

Penurunan jumlah pemudik tahun 2025 ini sebetulnya telah terprediksi sejak sebelum puasa, ketika pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi anggaran. Dampak efisiensi anggaran sangat berpengaruh terhadap minat warga untuk melakukan mudik lebaran.

Related Post